14 Okt 2010
di
10/14/2010
|
SELAMA mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) di Balai Pelatihan Kewirausahaan Tempuran, para calon kiai tidak dipungut biaya.
Lokasi latihan di Jalan Raya Magelang-Purworejo Km 8 itu dilengkapi dengan fasilitas menginap, ruang belajar, MCK, dan mushala.
Proses belajar terdiri atas 80% praktik lapangan dan 20% di ruang.
Untuk itu, disiapkan lahan 4.000 m² di sekitar balai dan ada 2 ha di luar balai.
Hubungan antara santri, tutor, dan manajemen balai, dirancang tidak putus setelah diklat.
Sebab setelah itu, santri diminta membuka usaha tani di desa asal, sebagai bagian usaha kooperatif yang dikelola balai.
"Artinya, balai difungsikan sebagai usaha inti komoditas tertentu dan lahan para lulusan berfungsi sebagai usaha plasma," kata Ir H Soekam Parwadi, konsultan usaha tani, yang menjadi salah satu tutor balai itu.
Komoditar Andalan
Beberapa komoditas yang menjadi andalan antara lain sayuran, terdiri dari kangkung darat, bayam cabut, kacang panjang, jagung manis, cabe, tomat.
Selain itu ada pula usaha ikan gurami, lele dan nila. Juga ternak kambing dan puyuh. Ada pula usaha pembibitan tanaman buah, tanaman hutan rakyat dan budidaya tanaman obat(biofarmaka).
Untuk menuju produk organik, dikembangkan pabrik pupuk dan pestisida organik. Maksudnya, produksi komoditas pertanian itu bisa menggunakan bahan² organik.
Para santri juga dilatih usaha perdagangan yang diharapkan menjadi bagian pokok dari semua usaha tersebut.
Praktik lapangan ke pasar perkulakan dan pengecer, menjadi bagian kegiatan santri. Dengan demikian mereka mampu menjadi pelaku usaha mulai hulu sampai hilir, sesuai potensi masing².
Setelah lulus dari BPK, para santri lulusan Ponpes API Tegalrejo bisa menjadi kiai muda yang mampu membuka usaha.
Dengan segala ketekunan, dapat meningkatkan sosial ekonomi, menyejahterakan keluarga, serta berguna bagi kemaslahatan umat.
(Tuhu Prihantoro).
--------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Making email access easy
http://mail.ovi.com
Lokasi latihan di Jalan Raya Magelang-Purworejo Km 8 itu dilengkapi dengan fasilitas menginap, ruang belajar, MCK, dan mushala.
Proses belajar terdiri atas 80% praktik lapangan dan 20% di ruang.
Untuk itu, disiapkan lahan 4.000 m² di sekitar balai dan ada 2 ha di luar balai.
Hubungan antara santri, tutor, dan manajemen balai, dirancang tidak putus setelah diklat.
Sebab setelah itu, santri diminta membuka usaha tani di desa asal, sebagai bagian usaha kooperatif yang dikelola balai.
"Artinya, balai difungsikan sebagai usaha inti komoditas tertentu dan lahan para lulusan berfungsi sebagai usaha plasma," kata Ir H Soekam Parwadi, konsultan usaha tani, yang menjadi salah satu tutor balai itu.
Komoditar Andalan
Beberapa komoditas yang menjadi andalan antara lain sayuran, terdiri dari kangkung darat, bayam cabut, kacang panjang, jagung manis, cabe, tomat.
Selain itu ada pula usaha ikan gurami, lele dan nila. Juga ternak kambing dan puyuh. Ada pula usaha pembibitan tanaman buah, tanaman hutan rakyat dan budidaya tanaman obat(biofarmaka).
Untuk menuju produk organik, dikembangkan pabrik pupuk dan pestisida organik. Maksudnya, produksi komoditas pertanian itu bisa menggunakan bahan² organik.
Para santri juga dilatih usaha perdagangan yang diharapkan menjadi bagian pokok dari semua usaha tersebut.
Praktik lapangan ke pasar perkulakan dan pengecer, menjadi bagian kegiatan santri. Dengan demikian mereka mampu menjadi pelaku usaha mulai hulu sampai hilir, sesuai potensi masing².
Setelah lulus dari BPK, para santri lulusan Ponpes API Tegalrejo bisa menjadi kiai muda yang mampu membuka usaha.
Dengan segala ketekunan, dapat meningkatkan sosial ekonomi, menyejahterakan keluarga, serta berguna bagi kemaslahatan umat.
(Tuhu Prihantoro).
--------------------------------------------------------------
Ovi Mail: Making email access easy
http://mail.ovi.com
Diposting oleh
Elang Abd...
0 komentar:
Posting Komentar